Ini adalah rumah keempat yang kami datangi. Silaturahmi keliling dengan keluarga. Seperti yang sebelumnya , Bapak mertua selalu mengenalkan, " Ini si Iwan yang dulu kecil ,yang sekarang di Jawa " dan dilanjut dengan menyebutkan jumlah anak kami, " anaknya sudah empat ". Dan semua orang memandang kami dengan senyuman. Kuanggukkan kepala sebagai tanda mengiyakan.
Selanjutnya meluncurlah pertanyaan - pertanyaan yang kadang bisa kami tebak sebelumnya. Maklum kebanyakan orang memiliki pemikiran yang sama, sangat sedikit yang memiliki pemikiran yang berbeda.
" Wah jaraknya berapa tahun ? "
" Yang besar kelas berapa ? "
" Yang kecil usia berapa ?"
" Apa tidak repot mengurus anak empat ? "
" Wah jaraknya berapa tahun ? "
" Yang besar kelas berapa ? "
" Yang kecil usia berapa ?"
" Apa tidak repot mengurus anak empat ? "
Sebagian pertanyaan umum yang tentu saja bisa kami jawab dengan mudah, kerena memang biasa ditanya seperti itu hehehe. Tentu dong jawabnya dengan senyuman biar gak bikin baper.
Ada yang bertanya , " Memang gak KB ?"
Belum sempat kujawab, pak Kyai yang kebetulan kami kunjungi sudah turut menjawab , " KB- lah Keluarga Besar maksudnya "
Dan cukup membuat semua orang tertawa.
Belum sempat kujawab, pak Kyai yang kebetulan kami kunjungi sudah turut menjawab , " KB- lah Keluarga Besar maksudnya "
Dan cukup membuat semua orang tertawa.
Alhamdulillah ,,, ada saja yaa, di manapun bahan untuk pembicaraan. Apalagi bahan yang bisa menyeret ke arah kebaperan. Ternyata bukan soal sudah nikah atau belum, sudah kerja atau belum, sudah punya anak atau belum. Sudah punya anak pun tetep saja jadi bahan pembicaraan , terutama yang jumlahnya lebih dari 2 . Secara rata - rata mulai jarang lho yang punya anak lebih dari 3 zaman sekarang .
Bisa saja sih kami baper yaa ,,, sedih, hiks ...
Kayaknya kok gimana gitu kita punya 4 anak , saat saudara yang lain rata - rata anaknya 2 , apalagi suami anak yang terakhir dari 5 bersaudara. Terakhir dan paling banyak anaknya , untuk saat ini belum tahu nanti heee.
Kayaknya kok gimana gitu kita punya 4 anak , saat saudara yang lain rata - rata anaknya 2 , apalagi suami anak yang terakhir dari 5 bersaudara. Terakhir dan paling banyak anaknya , untuk saat ini belum tahu nanti heee.
Tapi kami memilih untuk tetap Happy.
Iyaa, anakku bahagiaku. Seperti pesan dari orang tua kami, " Anak adalah anugerah, rezeki yang harus disyukuri " .
Dari sini kami mencoba terus menata hati, niatan dan belajar untuk menjaga kadar kebahagiaan dengan anak - anak.
Iyaa, anakku bahagiaku. Seperti pesan dari orang tua kami, " Anak adalah anugerah, rezeki yang harus disyukuri " .
Dari sini kami mencoba terus menata hati, niatan dan belajar untuk menjaga kadar kebahagiaan dengan anak - anak.
Apapun kondisi mereka, selalu ada yang yang layak kita syukuri, sekecil apapun.
Gimana sih agar tetep Happy dengan anak - anak ? Kuncinya nih ...
Pertama, Bismillah
Yups, sesuatu yang diawali dengan bismillah , maka sesungguhnya kita sedang memperkuat diri dengan spirit yang tak pernah habis, yaitu Allah. Iya, Allah lah yang menjadi tujuan kita, menjadi sumber kekuatan kita. Allah yang mempertemukan kita dengan pasangan, Allah pula yang menganugerahkan anak - anak kepada kita. Jadi, ketika Allah sudah percaya pada kita, insyaAllah akan Allah bukakan pintu - pintu kemudahan dalam pengasuhan kita.
Yups, sesuatu yang diawali dengan bismillah , maka sesungguhnya kita sedang memperkuat diri dengan spirit yang tak pernah habis, yaitu Allah. Iya, Allah lah yang menjadi tujuan kita, menjadi sumber kekuatan kita. Allah yang mempertemukan kita dengan pasangan, Allah pula yang menganugerahkan anak - anak kepada kita. Jadi, ketika Allah sudah percaya pada kita, insyaAllah akan Allah bukakan pintu - pintu kemudahan dalam pengasuhan kita.
Kedua, Bersyukur
Anak adalah anugerah luar biasa. Semakin kita syukuri, semakin berlimpah karunia Allah lewat anak - anak kita. Bahagia ada pada hati yang bersyukur .
Dengan bersyukur, maka kebahagiaan lah yang akan mengiringi pengasuhan kita .
Bersyukur akan kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk menjadi orang tua. Dengan senantiasa membiasakan bersyukur, maka suasana bahagia akan hadir dan ini menjadi sangat penting untuk perkembangan anak - anak. Sehingga yang muncul adalah pikiran yang positif, perilaku yang baik dan nilai - nilai karakter yang baik.
Anak adalah anugerah luar biasa. Semakin kita syukuri, semakin berlimpah karunia Allah lewat anak - anak kita. Bahagia ada pada hati yang bersyukur .
Dengan bersyukur, maka kebahagiaan lah yang akan mengiringi pengasuhan kita .
Bersyukur akan kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk menjadi orang tua. Dengan senantiasa membiasakan bersyukur, maka suasana bahagia akan hadir dan ini menjadi sangat penting untuk perkembangan anak - anak. Sehingga yang muncul adalah pikiran yang positif, perilaku yang baik dan nilai - nilai karakter yang baik.
Ketiga, Bersiap Siaga
Sesungguhnya , dibalik anugerah , anak - anak pun hakikatnya adalah ujian. Dan ujian seringkali menjadi pengurang kebahagiaan. Namun ketika kita senantiasa bersiap - siaga akan ujian yang kemungkinan hadir , maka akan meminimalkan kadar kesedihan kita.
Bersiap untuk ikhlas saat harus berpisah. Bersiap untuk bersabar jika dilanda ujian.
Dan juga bersiap siaga untuk mempersiapkan kebutuhan masa depannya.
Sesungguhnya , dibalik anugerah , anak - anak pun hakikatnya adalah ujian. Dan ujian seringkali menjadi pengurang kebahagiaan. Namun ketika kita senantiasa bersiap - siaga akan ujian yang kemungkinan hadir , maka akan meminimalkan kadar kesedihan kita.
Bersiap untuk ikhlas saat harus berpisah. Bersiap untuk bersabar jika dilanda ujian.
Dan juga bersiap siaga untuk mempersiapkan kebutuhan masa depannya.
Keempat, Berdoa
Berdoa dan teruslah berdoa karena berdoa pada Allah itu menguatkan jiwa. Menempa diri untuk tidak mudah putus asa karena ada Allah yang maha kuasa.
Berdoa menautkan hati kita kepada Sang pemilik jiwa , menjadikannya jiwa yang tenang, tidak mudah baper dan sedih berlarut - larut.
Berdoa dan teruslah berdoa karena berdoa pada Allah itu menguatkan jiwa. Menempa diri untuk tidak mudah putus asa karena ada Allah yang maha kuasa.
Berdoa menautkan hati kita kepada Sang pemilik jiwa , menjadikannya jiwa yang tenang, tidak mudah baper dan sedih berlarut - larut.
Berdoalah tidak hanya untuk anak - anak kita tapi juga saudara - saudara kita dan temukan keajaibannya. Kalau ada waktu, tak usah sungkan meminta didoakan oleh teman, sahabat atau guru - guru kita.
Jadi teringat, Alhamdulillah,,, dibalik pertanyaan - pertanyaan yang kadang bikin baper , selalu bergulir doa - doa tulus yang menyemangati , dari mereka iya mereka yang bisa jadi pernah mengalami atau bahkan tak berkesempatan mengalami.
" Kecil - kecil sepertinya repot, semoga besok besarnya enak , bisa memuliakan orang tuanya "
" Semoga kuat mengasuh anak - anak. Kuat bukan sekedar menggendong , menyekolahkan ,tapi kuat mengasuh anak - anak menjadi anak - anak dan berkumpul di surga "
" Semoga setiap lelahmu berbuah surga "
" Semoga senantiasa diberi kesehatan dan kemudahan".
Alhamdulillah... Aamiin ya Rabb.
Hanya ingin bersyukur.
Belum ada anak alhamdulillah
Satu anak Alhamdulillah
Dua anak bertambah syukurnya
Tiga anak harus bahagia
Empat anak teruslah berbahagia.
Anak - anak kita , mereka tak bisa memilih orang tua .
Tapi mereka adalah anak - anak pilihan yang Allah anugerahkan kepada kita.
Tapi mereka adalah anak - anak pilihan yang Allah anugerahkan kepada kita.
Sungguh, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?
#Salambahagia
#30HariMenulis
#Hari1
#30HariMenulis
#Hari1
805 kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar