Selasa, 26 Juni 2018

Berkunjunglah, Temukan Hikmah



Alhamdulillah, Selasa sangat semangat.
Teramat semangatnya sampai tertinggal waktu menuliskan apa yang direncanakan .  Di sela - sela  menunaikan to do list harian mencoba menyegarkan pikiran dengan melemaskan jari - jari ,merangkai kata. 

" Ambillah kesempatanmu "
" Selesaikan apa yang sudah kamu awali "

Yups, mengawali lagi menulis meski masih banyak kata yang berlompatan. Seperti katak di musim hujan. Ide - ide yang bertebaran , melayang seolah ingin ditangkap satu persatu dan dieksekusi , dikemas yang apik hingga jadi sesuatu yang bermakna. 

Ah, tiba - tiba ada yang berbisik ,
" Dasar manusia, banyak angan - angan dan keinginan , tapi lupa melaksanakan hehehe... "
" Melangkahlah, mulailah dari hal yang mudah , hal yang terkecil , meski memulai dari sebuah kata "

Baiklah, mumpung masih diberi kesempatan corat - coret gaya bebas , izinkanku memulai kata dengan Bismillah ....

Iya, bismillah kuniatkan hari ini menjumpai sahabatku di tetangga desa. Seorang ibu dengan 2 orang anak yang penuh semangat dan mudah tersenyum , sekalipun baru bangun tidur. Hehehe... Piss ya Say,,,
Kucukupkan salamku sampai 3 kali , baru saja mau balik langkah alhamdulillah putrinya keluar rumah dan memberi tahu kalau ada tamu . Aaah, ternyata suaraku teramat pelan ,hingga tak terdengar.

Bismillah, niatnya berkunjung , sekalian mengantarkan pesanan buku yang belum tersampaikan. Kalaupun dapat saling berbagi cerita sarat hikmah,,Halah... Itu namanya bonus. Iya bonus, bukankah sahabat sejati , sahabat terbaik adalah mereka yang bisa saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran. Meski begitulah, kalau emak - emak ngobrol kebanyakan bumbunya ( bumbu cerita ) tapi semoga menjadi bumbu penambah aroma sedap persahabatan. 

Singkat cerita, setelah putar - putar keliling Rembang , eh,, berputar cerita maka seolah banyak hikmah bertaburan. Kayak bintang di langit itu lho ...
Akan terlihat ketika langit cerah , eh saat hatimu cerah. Iya, cerahnya hati ,positif thinking akan mempengaruhi kemampuan kita mengambil hikmah , ups . Boleh percaya boleh tidak yaa , tapi boleh dipraktekkan hehe ....

Secerah hatiku saat ini, seolah hikmah terserak itu berkumpul mengelilingiku . Entah angin apa yang menerbangkannya dan membawa ke sini.

Seolah perlahan berbisik,
" Bersyukurlah atas setiap kesempatan yang Allah berikan "
" Sempatkan waktu untuk berkunjung ke saudara maupun sahabat lama dan temukan hal baru yang menyemangati "
" Silaturahmi itu banyak berkahnya, melapangkan rezeki salah satunya, semoga dipanjangkan usia juga dan saling mendoakan antar sahabat "
" Perbanyaklah mendengar dibanding berbicara "
" Berilah senyuman terbaik untuk sahabat kita, senyuman yang akan dikenang sepanjang masa "

Dan tiba - tiba , bisikannya dicukupkan karena mendengar ada yang menangis di depan rumah.
Buyar heeee... Nulis bebasnya Day 2 dicukupkan dulu yaa.
Masih pemanasan , kacau balau mohon dimaklumi yaa ...

Salam cinta 4 anak 
#30harimenulis
#hari2

449 kata

Senin, 25 Juni 2018

Anakku Bahagiaku




Ini adalah rumah keempat yang kami datangi. Silaturahmi keliling dengan keluarga. Seperti yang sebelumnya , Bapak mertua selalu mengenalkan, " Ini si Iwan yang dulu kecil ,yang sekarang di Jawa " dan dilanjut dengan menyebutkan jumlah anak kami, " anaknya sudah empat ". Dan semua orang memandang kami dengan senyuman. Kuanggukkan kepala sebagai tanda mengiyakan. 

Selanjutnya meluncurlah pertanyaan - pertanyaan yang kadang bisa kami tebak sebelumnya. Maklum kebanyakan orang memiliki pemikiran yang sama, sangat sedikit yang memiliki pemikiran yang berbeda.
" Wah jaraknya berapa tahun ? "
" Yang besar kelas berapa ? "
" Yang kecil usia berapa ?"
" Apa tidak repot mengurus anak empat ? "

Sebagian pertanyaan umum yang tentu saja bisa kami jawab dengan mudah, kerena memang biasa ditanya seperti itu hehehe. Tentu dong jawabnya dengan senyuman biar gak bikin baper.
Ada yang bertanya , " Memang gak KB ?"
Belum sempat kujawab, pak Kyai yang kebetulan kami kunjungi sudah turut  menjawab , " KB- lah Keluarga Besar maksudnya "
Dan cukup membuat semua orang tertawa.

Alhamdulillah ,,, ada saja yaa, di manapun bahan untuk pembicaraan. Apalagi bahan yang bisa menyeret ke arah kebaperan. Ternyata bukan soal sudah nikah atau belum, sudah kerja atau belum, sudah punya anak atau belum. Sudah punya anak pun tetep saja jadi bahan pembicaraan , terutama yang jumlahnya lebih dari 2 . Secara rata - rata mulai jarang lho yang punya anak lebih dari 3 zaman sekarang .

Bisa saja sih kami baper yaa ,,, sedih, hiks ...
Kayaknya kok gimana gitu kita punya 4 anak , saat saudara yang lain rata - rata anaknya 2 , apalagi suami anak yang terakhir dari 5 bersaudara. Terakhir dan paling banyak anaknya , untuk saat ini belum tahu nanti heee.

Tapi kami memilih untuk tetap Happy.
Iyaa, anakku bahagiaku. Seperti pesan dari orang tua kami, " Anak adalah anugerah, rezeki yang harus disyukuri " .
Dari sini kami mencoba terus menata hati, niatan dan belajar untuk menjaga kadar kebahagiaan dengan anak - anak.

Apapun kondisi mereka, selalu ada yang yang layak kita syukuri, sekecil apapun.
Gimana sih agar tetep Happy dengan anak - anak ? Kuncinya nih ...

Pertama, Bismillah
Yups, sesuatu yang diawali dengan bismillah , maka sesungguhnya kita sedang memperkuat diri dengan spirit yang tak pernah habis, yaitu Allah. Iya, Allah lah yang menjadi tujuan kita, menjadi sumber kekuatan kita. Allah yang mempertemukan kita dengan pasangan, Allah pula yang menganugerahkan anak - anak kepada kita. Jadi, ketika Allah sudah percaya pada kita, insyaAllah akan Allah bukakan pintu - pintu kemudahan dalam pengasuhan kita.

Kedua, Bersyukur
Anak adalah anugerah luar biasa. Semakin kita syukuri, semakin berlimpah karunia Allah lewat anak - anak kita. Bahagia ada pada hati yang bersyukur .
Dengan bersyukur, maka kebahagiaan lah yang akan mengiringi pengasuhan kita .
Bersyukur akan kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk menjadi orang tua. Dengan senantiasa membiasakan bersyukur, maka suasana bahagia akan hadir dan ini menjadi sangat penting untuk perkembangan anak - anak. Sehingga yang muncul adalah pikiran yang positif, perilaku yang baik dan nilai - nilai karakter yang baik.

Ketiga, Bersiap Siaga
Sesungguhnya , dibalik anugerah , anak - anak pun hakikatnya adalah ujian. Dan ujian seringkali menjadi pengurang kebahagiaan. Namun ketika kita senantiasa bersiap - siaga akan ujian yang kemungkinan hadir , maka akan meminimalkan kadar kesedihan kita.
Bersiap untuk ikhlas saat harus berpisah. Bersiap untuk bersabar jika dilanda ujian.
Dan juga bersiap  siaga untuk mempersiapkan kebutuhan masa depannya.

Keempat, Berdoa
Berdoa dan teruslah berdoa karena berdoa pada Allah itu menguatkan jiwa. Menempa diri untuk tidak mudah putus asa karena ada Allah yang maha kuasa.
Berdoa menautkan hati kita kepada Sang pemilik jiwa , menjadikannya jiwa yang tenang, tidak mudah baper dan sedih berlarut - larut.
Berdoalah tidak hanya untuk anak - anak kita tapi juga saudara - saudara kita dan temukan keajaibannya. Kalau ada waktu, tak usah sungkan meminta didoakan oleh teman, sahabat atau guru - guru kita.
Jadi teringat, Alhamdulillah,,, dibalik pertanyaan - pertanyaan yang kadang bikin baper , selalu bergulir doa - doa tulus yang menyemangati , dari mereka iya mereka yang bisa jadi pernah mengalami atau bahkan tak berkesempatan mengalami.
" Kecil - kecil sepertinya repot, semoga besok besarnya enak , bisa memuliakan orang tuanya "
" Semoga kuat mengasuh anak - anak. Kuat bukan sekedar menggendong , menyekolahkan ,tapi kuat mengasuh anak - anak menjadi anak - anak dan berkumpul di surga "
" Semoga setiap lelahmu berbuah surga "
" Semoga senantiasa diberi kesehatan dan kemudahan".
Alhamdulillah... Aamiin ya Rabb.

Hanya ingin bersyukur.
Belum ada anak alhamdulillah
Satu anak Alhamdulillah
Dua anak bertambah syukurnya
Tiga anak harus bahagia
Empat anak teruslah berbahagia.

Anak - anak kita , mereka tak bisa memilih orang tua .
Tapi mereka adalah anak - anak pilihan yang Allah anugerahkan kepada kita.
Sungguh, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?

#Salambahagia
#30HariMenulis
#Hari1

805 kata