Mengamati anak – anak bergembira ria bersama hujan, terkadang membuatku iri. Terkenang masa kecil bahagia bersama hujan, merasakan tetesan air langit yang kadang menyegarkan tak jarang juga membuatku kedinginan. Cobalah amati anak – anak ketika berhujan ria, tangkaplah binar bahagia di matanya.Meski badan sudah kedinginan, serasa enggan mereka berteduh,meninggalkan pesta alam, keajaibanNya.
Aaaah, dunia anak dengan segala warnanya,selalu indah untuk
dikenang. Namun, sayangnya kita hidup bukan berjalan ke belakang, namun mau
tidak mau harus terus melangkah, menatap masa depan. Kalau tidak, bersiaplah
tergilas laju sang waktu. Dan begitulah, detik demi detik berlalu tanpa kita
tahu kapan berhentinya. Ceria masa kecil tentu beda dengan masa berikutnya.
Ingatkah kita kapan mulai enggan bermain hujan – hujanan ??? ( kapan ya...ndak
ingat, tahu – tahu udah gede dan malu ujan – ujanan lagi )
Jika saja kita tidak kehujanan, maka kita tidak pernah
merasakan dinginnya air hujan yang membuat bibir kita biru,merasakan paniknya
kita ketika tiba – tiba kilat menyambar, berkejaran dengan petir.Atau pernahkah
kita harus kesal, ketika orang tua kita berteriak memanggil kita untuk segera
masuk rumah. Suka duka hujan – hujanan di masa kecil.
Lalu, apa hubungannya dengan ujian ? yups ! kutuliskan ini
di sela – sela menunggu anak – anak menikmati hujan di halaman rumah. Aku
pernah merasakan hujan, maka anak – anak pun kuberi kesempatan mencicipi
hidangan langit,rintik – rintik hujan.
- Ibarat hujan, Ujian ada masanya reda
Sudah sewajarnya, manusia
mengalami banyak ujian.Dari mulai harta, pasangan, anak – anak sampai aktivitas
kita. Namun, mereka yang tegar akan selalu ingat, ujian ini pastilah reda.
- Mulainya kecil, sedikit lalu semakin banyak dan deras
Tik tik tik bunyi hujan, di atas
genting, airnya turun tidak terkira ....begitulah lagu kita semasa kecil.
Ibarat ujian, mulanya kecil, ringan, terus bertambah banyak dan berat, namun
insyaAllah akan semakin dekat dengan reda.
- Hujan selalu bertemankan kilat dan petir
Sudah kita alami bersama, jika
hujan itu bertemannya dengan petir dan kilat. Begitupun dengan ujian,
bertemannya dengan sesuatu yang membuat kita takut dan kaget.maka bersiaplah
yang terbaik ( payung, mana payung ??)
- Hujan itu menguatkan
Hujan itu terapi alam luar biasa.
Orang yang tidak terbiasa hujan – hujanan, ia akan mudah sakit ketika
kehujanan. Begitu pun, apapun ujian kita, jika kita bisa melewatinya, ujian itu
kan menguatkan kita
- Setelah hujan, pelangi pun kadang menyapa kita
Ibarat ujian, setelah terlewati,
yakinlah akan ada warna indah hidup yang menakjubkan
Dan, tentu masih banyak lagi hikmah dibalik fenomena hujan (
ada yang mau nambahi ??? )boleh kok ^_^ biar bisa belajar sama- sama tentang
keajaibanNya.
Hidup dengan Ujian ibarat Hidup dengan hujan. Hujan itu
menyegarkan jika kita mampu menikmatinya,namun ketika syukur kita tiada maka
bersiaplah untuk merasakan “ keringnya jiwa “
Bukankah ujian mampu membasahi “ hati – hati yang kering “ ?
Ibarat kalimat “ Berani hidup, harus berani diuji “
Bukankah Allah tidak akan membiarkan kita begitu saja ?
Lewat ujian dariNya terkadang terasa kasih sayangNya. Ujian itu telah menakar
kemampuan kita. Allah tahu seberapa kemampuan seorang hamba. Untuk itu, laa
tahzan ! jangan bersedih, bersama kesulitan ada kemudahan.
Lalu, ketika ujian datang apa yang harus kita lakukan ? cek
yuuuuk ( oleh – oleh dari silaturahmi ke tempat saudara )
- Libatkan Allah, hanya padaNya kita memohon pertolongan
- Muhasabah diri, tak ada salahnya kita koreksi diri adakah yang salah pada diri kita
- Bersemangat, perbaiki diri agar layak ditolong Allah
- Temukan solusi terbaik, bukan berkeluh kesah meratapi nasib
“ semoga lewat ujianNya, kita layak meraih syurgaNya ,
Libatkan Allah, hadapi ujian, raih kemenangan “